Pada hari Selasa, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah karena penurunan peringkat oleh Goldman Sachs terhadap sejumlah aset investasi di Indonesia, khususnya di pasar saham. Penurunan ini membuat IHSG turun 52,36 poin atau 0,79 persen menjadi 6.545,85, sementara indeks LQ45 turun 7,85 poin atau 1,06 persen ke posisi 732,03. Goldman Sachs memberikan penurunan peringkat karena adanya peningkatan risiko fiskal atas kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Sentimen tarif dan perang dagang global, serta pelemahan ekonomi domestik juga mempengaruhi pasar keuangan Indonesia.
Di pasar saham Asia, kekhawatiran tentang potensi resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) turut memengaruhi IHSG. Keputusan Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan tarifnya dan dampaknya pada ekonomi global juga menciptakan ketidakpastian. Investor tetap waspada terhadap kebijakan AS dan potensi resesi, sementara perekonomian China juga dipengaruhi oleh tekanan deflasi, perang dagang dengan AS, dan perlambatan permintaan domestik.
Selama perdagangan saham, IHSG berada di zona merah dan sektor teknologi adalah satu-satunya sektor yang menguat. Dalam perdagangan tersebut, saham-saham seperti MINA, RELI, MINE, BAIK, dan SONA mengalami penguatan, sementara saham-saham seperti KAQI, SMDM, DATA, JSPT, dan FAST mengalami pelemahan. Frekuensi perdagangan saham mencapai 1.089.000 kali transaksi dengan total saham diperdagangkan senilai Rp9,76 triliun.
Di pasar saham regional Asia, Indeks Nikkei mengalami penurunan, sementara indeks Shanghai menguat. Indeks KL dan Straits Times juga ditutup melemah. Pergerakan ini menjadi perhatian pasar global terhadap ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang dan kebijakan tarif yang tidak konsisten.








