Sunday, November 9, 2025
HomeMetroSejarah Transjakarta: Transformasi Layanan Transportasi Publik di Jakarta

Sejarah Transjakarta: Transformasi Layanan Transportasi Publik di Jakarta

Selama lebih dari dua dekade, Transjakarta telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat ibu kota Jakarta. Sebagai moda transportasi umum yang terjangkau dan efisien, kehadiran Transjakarta tidak hanya membantu mobilitas masyarakat, tetapi juga berperan dalam mengurangi kemacetan di kota metropolitan tersebut. Bagaimana awal mula Transjakarta sebagai moda transportasi umum andalan warga Jakarta? Dilansir dari laman resminya, Transjakarta merupakan sistem Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Asia Selatan, dengan panjang lintasan mencapai 208 kilometer, menjadikannya sistem bus terpanjang di dunia.

Gagasan awal pembangunan BRT di Jakarta muncul sejak tahun 2001, namun baru terealisasi pada 1 Februari 2004. Transjakarta pun resmi beroperasi di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007, Sutiyoso, yang juga menjadi pencetus transportasi umum tersebut. Inspirasi hadirnya Transjakarta datang dari TransMilenio, di mana Sutiyoso melihat sistem BRT di Bogotá, Kolombia. Pada masa peluncurannya, kehadiran Transjakarta dianggap mampu mengubah wajah transportasi umum Jakarta dan diharapkan menjadi solusi atas kemacetan yang semakin parah.

Koridor Transjakarta pertama yang dioperasikan adalah Koridor 1 (Blok M–Kota Tua Jakarta) dengan panjang lintasan 15,48 kilometer, diluncurkan pada 15 Januari 2004. Transjakarta diputuskan berbentuk Badan Pengelola (BP) berdasarkan Keputusan Gubernur No. 110 Tahun 2003. Jelang 2 tahun kemudian, tepatnya pada 4 Mei 2006, Transjakarta berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) oleh Gubernur Sutiyoso. Seiring waktu, Transjakarta terus berkembang dengan membuka koridor baru dan menyesuaikan layanannya dengan kebutuhan warga Jakarta.

Hingga tahun 2025, Transjakarta memiliki 14 koridor utama dengan layanan yang beragam, seperti angkutan pengumpan, BRT, Mikrotrans, Royaltrans, Transjakarta Cares, dan Wisata. Pada 27 Maret 2014, Transjakarta berubah status menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama resmi PT Transportasi Jakarta. Dari segi armada, pertumbuhan Transjakarta tergolong pesat dengan penambahan jumlah bus setiap tahunnya. Transjakarta juga terus berinovasi dengan meluncurkan bus listrik dan aplikasi navigasi untuk penumpang.

Tarif Transjakarta juga mengalami perubahan dari masa ke masa, dengan kenaikan harga yang mempertimbangkan keberlanjutan layanan. Kenaikan tarif akan dibarengi dengan peningkatan fasilitas dan layanan bagi penumpang, sementara subsidi tetap diberikan untuk sejumlah golongan agar tetap bisa menggunakan layanan Transjakarta secara gratis. Rencana kenaikan tarif masih dalam tahap kajian dan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kondisi ekonomi masyarakat. Dengan inovasi terus dilakukan, Transjakarta diharapkan tetap menjadi moda transportasi yang berkelanjutan dan semakin baik bagi seluruh lapisan masyarakat.

Source link

RELATED ARTICLES

Terpopuler