Friday, November 14, 2025
HomeFinansialPrediksi Kenaikan Nilai Rupiah Pasca Tarif Trump

Prediksi Kenaikan Nilai Rupiah Pasca Tarif Trump

Dalam kondisi ekonomi domestik yang melemah dan nilai tukar rupiah yang juga ikut terkendala, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyampaikan pandangannya bahwa rupiah akan menguat lagi setelah pengumuman tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump. Menurut Fakhrul, dalam situasi seperti sekarang ini, pelemahan ekonomi domestik dan pelemahan rupiah merupakan hal yang wajar terjadi dan rupiah kemungkinan akan mengalami overshoot sebelum kembali meningkat kembali. Ia menggarisbawahi kebijakan baru Trump yang meliputi tarif resiprokal untuk beberapa negara, termasuk Indonesia, yang dianggapnya akan membawa kesempatan dan keseimbangan baru.

Pada 2 April 2025, AS memberlakukan tarif dasar 10 persen ditambah tambahan 32 persen untuk Indonesia. Fakhrul menganjurkan agar pemerintah Indonesia bersikap tenang dan tidak terlalu cepat dalam merespon kebijakan tersebut. Ia memperhitungkan bahwa Trump cenderung menggunakan metode wortel dan tongkat dalam kebijakannya, dengan penetapan tarif baru ini sebagai langkah awal. Ia melihat adanya kemungkinan negosiasi bilateral terkait perdagangan yang akan dilakukan di masa depan.

Dalam menghadapi situasi ini, Fakhrul menekankan bahwa pemerintah harus mengambil langkah-langkah tertentu untuk menciptakan keseimbangan kembali ke rupiah yang lebih kuat. Proses realokasi anggaran dan komunikasi yang efektif kepada masyarakat dan pasar keuangan tentang langkah-langkah konkret penting dalam menurunkan ketergantungan Indonesia pada ekonomi global. Tantangan perang dagang yang muncul juga dianggap memiliki potensi membuka peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar dengan AS.

Selain itu, diplomat ekonomi Indonesia perlu pandai dalam bernegosiasi dalam situasi ini, terutama dengan peran penting Kementerian Luar Negeri dalam membawa agenda ekonomi Indonesia ke tingkat global. Disarankan agar Indonesia tetap netral sambil memperkuat hubungan dengan negara-negara anggota BRICS dan OECD. Fakhrul juga menyoroti pasar keuangan setelah penurunan nilai indeks saham, mengimbau investor untuk tidak terpengaruh oleh sentimen perang dagang baru. Dia berpendapat bahwa sebagian besar situasi tersebut sudah diprediksi di pasar dan investor seharusnya melihat kesempatan yang muncul dari penurunan pasar saham yang membuat harga menjadi lebih murah.

Source link

RELATED ARTICLES

Terpopuler