Pemerintah China menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk menangani masalah nuklir Iran melalui jalur diplomasi, berbeda dengan pendekatan Amerika Serikat yang lebih agresif. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa China akan terus mempromosikan dialog dan negosiasi untuk mencapai solusi politik dan diplomatik yang adil dan berkelanjutan. Presiden AS Donald Trump mengancam akan membom Iran jika negara tersebut tidak memenuhi tuntutan AS terkait program nuklirnya, setelah Iran menyatakan kesiapan untuk pembicaraan tidak langsung. China telah mengusulkan lima poin solusi untuk masalah nuklir Iran dalam pertemuan di Beijing, menekankan pentingnya penyelesaian melalui jalur diplomasi dan politik dengan melibatkan semua pihak terkait.
Sejak Presiden Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia, ketegangan antara kedua negara meningkat. Meskipun Trump kembali memberlakukan sanksi yang luas terhadap Iran, China menegaskan bahwa tekanan dan ancaman tidak akan menghasilkan solusi. Mereka mendukung perlunya pandangan yang konstruktif untuk memperluas upaya diplomatik dan menciptakan kondisi untuk pembicaraan lebih lanjut. China dan berbagai negara Barat telah lama berselisih dengan Iran terkait program nuklirnya, dengan Iran selalu membantah memiliki agenda rahasia untuk pengembangan senjata nuklir.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menanggapi ancaman Trump dengan tenang, menyatakan bahwa Iran tidak terlalu khawatir dengan kata-kata Trump. Namun, Khamenei menegaskan bahwa Iran akan menanggapi tindakan jahat dengan tegas. Meskipun tidak jelas apakah Trump benar-benar akan melancarkan serangan militer terhadap Iran, China dan komunitas internasional menekankan pentingnya penyelesaian damai dan upaya diplomasi dalam menangani masalah nuklir Iran.








