Formasi jajaran komisaris dan direksi bank dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dinilai oleh Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, sebagai dominasi sosok profesional. Ia menyebut bahwa pengurangan jumlah BoC dan BoD sejalan dengan upaya efisiensi yang tengah digaungkan pemerintah, serta tidak melibatkan relawan atau influencer dalam daftar tersebut. Menurut Wijayanto, pengumuman struktur kepengurusan Himbara yang didominasi tokoh profesional merupakan kabar menggembirakan, terutama setelah BPI Danantara juga mengumumkan hal serupa. Diharapkan bahwa dengan adanya kehadiran para profesional yang kredibel di BUMN, termasuk di Pertamina dan PLN, akan berkontribusi dalam menyelesaikan sebagian besar permasalahan BUMN dan mampu meningkatkan kepercayaan publik serta investor. Dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Himbara, terjadi perubahan dalam susunan pengurus perseroan, termasuk pergeseran nama-nama direksi dan penataan ulang jajaran komisaris. Langkah ini diapresiasi positif oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, karena dianggap lebih efisien dan sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memiliki komisaris yang bersifat profesional. Langkah ini juga disambut baik oleh pasar, terutama dalam konteks perbankan seperti Bank Mandiri dan BRI.








