Pada bulan Maret 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mencapai level yang mengkhawatirkan, membuat harga beras impor meroket dan minyak goreng semakin sulit dijangkau. Pelemahan rupiah merupakan masalah yang terus menerus muncul dalam ekonomi Indonesia, dengan tekanan yang kembali terasa pada bulan Maret 2025. Rupiah mengalami tekanan dari berbagai arah, baik dari faktor eksternal maupun internal.
Dari luar negeri, kebijakan moneter Amerika Serikat menjadi pemicu utama pelemahan rupiah. Kebijakan peningkatan suku bunga oleh The Fed, bank sentral AS, untuk mengendalikan inflasi, membuat dolar menjadi lebih menarik bagi investor global. Hal ini menyebabkan modal keluar dari Indonesia dan melemahkan nilai tukar rupiah. Di sisi lain, faktor-faktor global seperti perang dagang dan ketegangan geopolitik juga berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.
Di dalam negeri, Indonesia masih sangat bergantung pada impor, terutama minyak, gas, dan bahan baku industri. Meskipun terdapat surplus perdagangan pada bulan Februari 2025, kebutuhan dolar untuk membayar impor tetap tinggi, sehingga menekan nilai rupiah. Pengelolaan fiskal yang kurang meyakinkan juga menurunkan kepercayaan investor, meningkatkan “premi risiko” dalam ekonomi.
Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi pelemahan rupiah, seperti menaikkan suku bunga dan mengalokasikan cadangan devisa. Namun, solusi jangka pendek tidak cukup untuk menyelesaikan akar permasalahan. Untuk menghadapi gejolak ekonomi, masyarakat Indonesia dapat mempertimbangkan pilihan seperti peningkatan kepemilikan cadangan emas nasional, mengembalikan fungsi bank sebagai perantara sejati, dan memperkuat ketahanan pangan dari rumah tangga.
Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia diharapkan dapat membangun fondasi ekonomi yang kokoh dan meningkatkan stabilitas nilai tukar rupiah. Solusi jangka panjang dan perbaikan pada fundamental ekonomi terbukti lebih efektif daripada solusi cepat yang hanya menunda masalah. Dukungan terhadap produk lokal, peningkatan cadangan emas, serta pemberdayaan sektor UMKM dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.








