Ramadhan menjadi momen yang dinanti oleh Indra asal Petukangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Tahun ini merupakan kali ketiganya menghapus lukisan tato yang dominan berwarna hitam di lengan kirinya. Lukisan tersebut sudah ada sejak tahun 1998, namun baru belakangan ini Indra memutuskan untuk menghapusnya. Proses penghapusan tato tersebut dilakukan di Bulan Ramadhan karena adanya layanan hapus tato dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DKI Jakarta yang tidak memungut biaya. Pada kesempatan yang sama, Bambang asal Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, juga menjalani prosedur hapus tato untuk pertama kalinya.
Prosedur hapus tato Baznas DKI Jakarta meminta peserta untuk mendaftar daring melalui tautan yang disediakan, lalu bergabung dalam obrolan WhatsApp sesuai wilayah. Layanan tersebut tidak hanya terbuka bagi warga Jakarta, tapi juga untuk warga di luar Jakarta dan non-muslim. Setelah pendaftaran daring, peserta harus melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani prosedur hapus tato menggunakan teknologi laser.
Setelah menjalani prosedur, peserta diberi krim atau salep pascaperawatan yang perlu dioleskan dua kali sehari. Perawatan tersebut disarankan untuk dilakukan selama sepekan setelah tindakan. Beberapa efek samping seperti bengkak, kemerahan, dan warna hitam bekas tato akan muncul setelah prosedur, namun biasanya akan memudar dalam beberapa hari hingga sebulan. Kesabaran menjadi kunci karena tato tak bisa hilang dalam sekali tindakan, melainkan butuh beberapa kali pengulangan.
Alasan di balik penghapusan tato bisa bermacam-macam, mulai dari keinginan untuk hijrah secara menyeluruh, hingga alasan medis terkait syarat sah shalat. Meskipun proses penghapusan tato bisa menyakitkan, namun bagi Indra dan Bambang, hal tersebut merupakan langkah yang penting dalam upaya memperbaiki diri. Dengan demikian, prosedur hapus tato selama Bulan Ramadhan tidak hanya membantu mereka secara fisik namun juga secara spiritual.








