Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) memiliki harapan agar pangsa pasar bank syariah nasional dapat meningkat menjadi 20 persen dari sekitar 7,7 persen saat ini. Menurut Ketua Umum Asbisindo, Anggoro Eko Cahyo, pertumbuhan perbankan syariah cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan industri perbankan secara umum. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp980,30 triliun per Desember 2024, dengan pangsa pasar naik menjadi 7,72 persen.
Anggoro menyebutkan bahwa tahun 2025 merupakan momentum penting bagi ekonomi syariah nasional, yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto. Dukungan pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi syariah telah terlihat melalui berbagai kebijakan dan regulasi, seperti Masterplan Industri Halal 2023-2029 dan pembentukan Komite Nasional Pengembangan Keuangan Syariah.
Asbisindo merumuskan strategi “winning proposition” untuk mempercepat pertumbuhan industri bank syariah, yang sesuai dengan visi pemerintah dan nilai syariah. Upaya tersebut mencakup dorongan terhadap industrialisasi inklusif, membangun ekosistem halal yang kompetitif di pasar global, serta memanfaatkan peran desa untuk pemerataan ekonomi berbasis syariah di Indonesia.
Dengan dukungan regulasi yang strategis, seperti POJK tentang Kegiatan Usaha Bullion, bank syariah memiliki peluang besar untuk terlibat dalam ekosistem emas nasional. Upaya bersama ini diharapkan dapat memperkuat posisi bank syariah di Indonesia, sehingga pangsa pasar mereka dapat meningkat signifikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
