Bank Indonesia (BI) memberikan insentif likuiditas makro prudensial kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga Agustus 2025 senilai Rp77 triliun. Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas bank dan mempermudah akses pembiayaan bagi UMKM. Fokus kebijakan BI adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan insentif kepada sektor-sektor prioritas, dan UMKM menjadi salah satu sektor utama yang mendapat dukungan.
Melalui kebijakan ini, BI berharap dapat memperkuat ketahanan UMKM serta mendorong pertumbuhan bisnis mereka. Bank Indonesia juga berupaya memperkuat sistem pembayaran dengan QRIS untuk transaksi belanja, yang telah diterapkan kepada UMKM dan sektor strategis lainnya. Penggunaan QRIS di Sulawesi Tengah tumbuh 101,8 persen dalam setahun, mencatatkan 20,9 juta transaksi dengan sekitar 352 ribu pengguna aktif di tingkat nasional.
KKST (Karya Kreatif Sulawesi Tengah) merupakan upaya untuk memberdayakan UMKM di daerah tersebut agar dapat berkembang dan bersaing di pasar yang semakin menantang. Melalui pameran, pelatihan, dan akses pembiayaan kredit, UMKM di Sulteng dapat naik kelas dan menghadapi tantangan bisnis dan ekonomi. KKST diikuti oleh 31 pelaku UMKM dan menampilkan produk kreatif dari 172 UMKM binaan KPwBI, dengan tema “Mendorong komoditas unggulan UMKM tangguh, berdaya saing, dan mendunia”.
Dengan berbagai upaya ini, Bank Indonesia terus mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan UMKM serta sektor-sektor strategis lainnya di Indonesia. KKST menjadi salah satu bentuk kepedulian dan dukungan BI dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing UMKM di Sulawesi Tengah.








