Perpisahan orang tua bisa memberikan dampak emosional yang berat bagi anak, terutama bagi mereka yang tumbuh dalam keluarga broken home. Rasa tidak aman, minder, dan penuh kesalahpahaman seringkali dirasakan oleh anak-anak dalam kondisi seperti ini. Namun, dengan dukungan yang tepat, anak-anak ini masih memiliki peluang untuk tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Peran orang tua atau pengasuh sangat penting dalam membantu anak-anak membangun kembali rasa percaya diri mereka.
Ada delapan cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak-anak dari keluarga broken home memperoleh kepercayaan diri mereka kembali. Pertama, orang tua harus menjadi contoh yang positif bagi anak-anak, menunjukkan sikap tenang, dewasa, dan kasih sayang dalam menghadapi perpisahan. Kedekatan emosional juga perlu dibangun dengan menghabiskan waktu berkualitas bersama anak, seperti bermain bersama atau ngobrol sebelum tidur.
Dukungan emosional kepada anak juga penting, dengan mendengarkan perasaan mereka tanpa menghakimi. Jelaskan situasi secara jujur kepada anak mulai dari hal-hal kecil, hindari menjelekkan mantan pasangan, dan libatkan mereka dalam tanggung jawab ringan. Selain itu, rajin mengajak anak untuk mengekspresikan minat dan bakat mereka juga dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka melalui pencapaian-pencapaian kecil.
Penting juga untuk menjaga rutinitas harian anak dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. Penelitian menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, anak-anak dari keluarga broken home masih memiliki kesempatan untuk tumbuh menjadi individu yang tangguh dan penuh kepercayaan diri. Gaya pengasuhan yang penuh empati dan konsisten, serta kerja sama antara kedua orang tua, sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak. Dengan cinta, komunikasi yang terbuka, dan dukungan emosional yang kuat, anak-anak ini memiliki peluang besar untuk menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan bahagia.








