Komunikasi antara pihak-pihak terkait di dalam pasar keuangan menjadi perhatian penting, terutama dalam menghindari sentimen negatif yang berlebihan. Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menekankan perlunya peningkatan komunikasi yang lebih baik dan jelas antara Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada pelaku pasar.
Misbakhun mengingatkan bahwa komunikasi yang efektif merupakan kunci dalam mencegah spekulasi dan ketidakpastian di pasar. Salah satu contoh dampak dari kurangnya kejelasan komunikasi adalah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia hingga 6 persen dalam beberapa hari terakhir. Hal ini menunjukkan pentingnya koordinasi dalam menyampaikan informasi terkait kebijakan ekonomi dan fiskal.
Pentingnya transparansi dan kejelasan dalam menyampaikan informasi juga disoroti. Pasar keuangan yang sehat seharusnya berkembang berdasarkan fundamental ekonomi, bukan hanya berdasarkan rumor dan sentimen. Dalam konteks ini, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto juga menyoroti faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pasar saham Indonesia, seperti arus keluar modal asing, kebijakan ekonomi yang menimbulkan kekhawatiran, dan isu pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Selain itu, faktor luar seperti keputusan bank sentral AS dan tarif dagang AS juga turut berdampak pada pasar keuangan Indonesia. Meskipun beberapa bursa regional menguat, pelemahan IHSG lebih dipengaruhi oleh faktor domestik. Dengan demikian, koordinasi yang baik antara pemerintah dan otoritas terkait sangat penting untuk menguatkan pasar keuangan Indonesia.
