Beberapa korporasi nasional tengah mengembangkan produk metanol dari batu bara. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, membidik hilirisasi batu bara menjadi metanol untuk mendukung program biofuel pemerintah. Menurut Todotua, metanol bisa mendukung program biofuel, yang saat ini masih mengimpor sekitar 1,8 juta ton metanol untuk biodiesel 35. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) rencananya akan meningkatkan standar dari B35 menjadi B40 pada Januari 2025, yang dapat membuat impor metanol mencapai 2,3 juta-2,5 juta ton.
Presiden Prabowo Subianto juga telah mendorong penggunaan B50 pada 2026 untuk menciptakan kedaulatan energi. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menyampaikan bahwa Indonesia masih membutuhkan sekitar 2 juta ton metanol untuk mengimplementasikan program biodiesel 50 (B50) pada 2026 dengan produksi dalam negeri baru sekitar 300 ribu ton. Yuliot menyebut bahwa PSU bioetanol di Bojonegoro sedang dikejar oleh pemerintah. Dengan terus memajukan program hilirisasi batu bara menjadi metanol, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan cadangan energi dan mencapai kedaulatan energi yang diinginkan.








