Pemerintah Indonesia memfokuskan upaya untuk mencapai target investasi sebesar Rp13.032 triliun dalam lima tahun ke depan dengan strategi hilirisasi industri dan energi baru terbarukan. Menteri Investasi dan Hilirisasi, Danantara Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa hilirisasi industri diharapkan dapat menyumbang 23-24 persen dari total investasi, baik melalui penanaman modal dalam negeri maupun foreign direct investment. Selain sektor mineral, hilirisasi juga akan diperluas ke sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
Pemerintah juga menargetkan pencapaian net zero emission pada tahun 2060 dan terus mendorong investasi di sektor energi terbarukan seperti energi surya, hidro, dan panas bumi. Rosan menekankan potensi geotermal di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera, yang merupakan cadangan terbesar di dunia dan akan menjadi prioritas pengembangan ke depan. Seiring dengan itu, pemerintah akan memaksimalkan peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk menarik lebih banyak investasi dari sektor swasta dan memberikan kepastian kepada investor dalam dan luar negeri.
Rosan menegaskan bahwa Danantara akan berperan sebagai fasilitator investasi, mengajak investor nasional dan asing untuk berinvestasi bersama. Dengan keterlibatan pemerintah, diharapkan kepercayaan investor dalam masuk ke Indonesia akan meningkat. Semua strategi ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen dan menyesuaikan dengan target investasi pemerintah dalam periode mendatang.








